Secara bahasa, tauhid berarti keesaan, maksudnya adalah berikrar bahwa Allah SWT adalah Esa, Yaitu bersaksi bahwasanya
tidak ada yang berhak disembah dan menerima ibadah kecuali Allah Subhanahu
wa Ta'ala, menta'ati hal tersebut dan mengamalkannya.
Makna kata لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ adalah "Tidak ada sesembahan
yang hak selain Allah".
A. RUKUN SYAHADATAIN
è Syahadat
tauhid, ”Laa ilaaha illallah” mempunyai
dua rukun:
1. An-Nafyu atau ( peniadaan) : "Laa ilaha" (لَا إِلهَ ) membatalkan syirik dengan segala bentuknya dan mewajibkan kekafiran terhadap segala apa yang disembah selain Allah.
2. Al-Itsbat (penetapan): "illallah" (إِلَّا اللهُ ) menetapkan bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah dan mewajibkan pengamalan sesuai dengan konsekuensinya.
1. An-Nafyu atau ( peniadaan) : "Laa ilaha" (لَا إِلهَ ) membatalkan syirik dengan segala bentuknya dan mewajibkan kekafiran terhadap segala apa yang disembah selain Allah.
2. Al-Itsbat (penetapan): "illallah" (إِلَّا اللهُ ) menetapkan bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah dan mewajibkan pengamalan sesuai dengan konsekuensinya.
è Rukun Syahadat "Muhammad
Rasulullah" Yakni:
1. Tidak Ifrath (berlebih-lebihan) dan
2. Tidak Tafrith (meremehkan) pada
sunnah,perintah dan hak Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam
B. SYARAT TAUHID
Tanpa
syarat-syarat yang 7 ini, syahadat tidak
akan bermanfaat bagi yang mengucapkannya.
1.
'Ilmu, yang menafikan jahl (kebodohan).
2. Yaqin (yakin), yang menafikan syak (keraguan).
3. Qabul (menerima), yang menafikan radd (penolakan).
4. Inqiyad (patuh), yang menafikan tark (meninggalkan).
5. Ikhlash, yang menafikan syirik.
6. Shidq (jujur), yang menafikan kadzib (dusta).
7. Mahabbah (kecintaan), yang menafikan baghdha' (kebencian).
2. Yaqin (yakin), yang menafikan syak (keraguan).
3. Qabul (menerima), yang menafikan radd (penolakan).
4. Inqiyad (patuh), yang menafikan tark (meninggalkan).
5. Ikhlash, yang menafikan syirik.
6. Shidq (jujur), yang menafikan kadzib (dusta).
7. Mahabbah (kecintaan), yang menafikan baghdha' (kebencian).
C. INTI TAUHID
Tauhid
Rububiyah Maksudnya
adalah kita meyakini keesaan Alloh dalam memberi rezeki, memberikan manfaat,
menolak mudharat dan lainnya yang merupakan kekhususan bagi Alloh.
Tauhid
Uluhiyah Yaitu
kita mengesakan Alloh dalam segala macam
ibadah yang kita lakukan. Dimana kita harus memaksudkan tujuan dari kesemua
ibadah itu hanya kepada Alloh semata.
Tauhid Asma Wa Sifat adalah kita beriman kepada
nama-nama dan sifat-sifat Alloh yang diterangkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah
Rosululloh serta meyakini bahwa hanya Alloh-lah yang pantas untuk memiliki
nama-nama dan sifat tersebut.
D. MENUNTUT ILMU
Salah satu kewajiban
umat islam adalah menuntut ilmu,karena :
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di satu rumah Allah, mereka membacakan kitabullah dan mempelajarinya, kecuali turun kepada mereka ketenangan, dan rahmat menyelimuti mereka, para malaikat mengelilingi mereka dan Allah memuji mereka di hadapan makhluk yang ada didekatnya. Barangsiapa yang kurang amalannya, maka nasabnya tidak mengangkatnya.”
وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di satu rumah Allah, mereka membacakan kitabullah dan mempelajarinya, kecuali turun kepada mereka ketenangan, dan rahmat menyelimuti mereka, para malaikat mengelilingi mereka dan Allah memuji mereka di hadapan makhluk yang ada didekatnya. Barangsiapa yang kurang amalannya, maka nasabnya tidak mengangkatnya.”
عَنْ أَنَسٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم طَلَبُ اْلعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ
مُسْلِمٍ، وَإِنَّ طَالِبَ اْلعِلْمِ يَسْتَغْفِرُ لَهُ كُلُّ شَيْ حَتَّى
ألْحِيْتَانَ فِي الْبَحْرِ ( رواه ابن عبد الرّحْمَن
Artinya,“Dari Anas
r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda: menuntut ilmu itu wajib atas
setiap orang Islam, karena sesungguhnya semua (makhluk) sampai
binatang-binatang yang ada di laut memohonkan ampun untuk orang yang menuntut
ilmu”. (H.R. Ibnu Abdurrahman)
Di lain waktu,Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
juga pernah bersabda :
إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ
“Jika kalian melewati taman syurga maka berhentilah. Mereka bertanya,”Apakah taman syurga itu?” Beliau menjawab,”Halaqoh dzikir (majlis Ilmu/tempat belajar).”
إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ
“Jika kalian melewati taman syurga maka berhentilah. Mereka bertanya,”Apakah taman syurga itu?” Beliau menjawab,”Halaqoh dzikir (majlis Ilmu/tempat belajar).”
[Riwayat At Tirmidzi dan dishahihkan Syeikh Salim bin Ied
Al Hilali dalam Shahih Kitabul Adzkar 4/4].
ConversionConversion EmoticonEmoticon